Pages

Thursday, February 19, 2015

Ringkasan Kursus: LIbrary Advocacy Unshushed. Week 1 - Values and Community

Advokasi yang efektif harus berdasar pada prinsip, nilai dan advokasi. Kepustkawanan yang baik itu bersifat transformatif. Artinya perpustakan dan pustakawan membuat perbedaan --perbedaan yang transformatif-- dalam kehidupan orang lain dalam komunitasnya.  Sayngnya tidak semua orangmenyadari hal tersebut. Masih banyak salah paham tentang perpustakaan dan layanan yang diberikannya. Kebanyakan orang mengira perpustakaan hanya sebatas tentang buku. Padahal meskipun layanan peminjaman buku adalah yang paling populer, itu bukanlah esensi perpustakaan. Menurut David Lankes (2012), misi perpustakaan adalah "membangun masyarakat dengan cara memfasilitasi pembentukan pengetahuan dalam komunitas". Ini merupakan misi yang besar, yang lebih dari sekedar menyediakan dan meminjamkan bahan pustaka. Ini adalah tentang menghubugkan manusia dengan ide dan dengan sesamanya.
Perpustakaan dan Pustakawan hadir untuk komunitas yang dilayaninya. Apakah itu perpustakaan umum, Perguruan Tinggi, sekolah atau lembaga penaungnya. Perpustakaan yang baik membuat perbedaan karena mereka "nyambung" dengan komunitasnya. Mereka paham dan dapat merespon kebutuhan komunitasnya karena mereka berkomunikasi dengan komunitasnya.

1. Nilai

Menurut Michael Gorman dalam bukunya "Our Endring Values", ada 8 nilai mendasar kepustakawanan, yaitu
  1. Kebebasan intelektual. Kepustakawanan mendukung kebebasan ekspresi pemikirana, hak asasi manusia untuk mengakses informasi yang tak populer dan tidak biasa serta materi yang mungkin kita sendiri tidak menyukainya.
  2. Privasi. Kita melindungi privasi orang dalam berinteraksi dengan sumber informasinya dengan ancaman pengawasan elektronik yang begitu mengepung kita.
  3. Literasi; yang merupakan pintu gerbang pemahaman dan pembelajaran.
  4. Rasionalisme. Kita bertekad mendukung dan membuat keptusuan berdasarkan bukti dan alasan. 
  5. Penatalayanan. Ini adalah nilai yang unik yang dimiliki kepustakawanan. Kit abukan hanyak sebagai penyedia layanan dan bahan pustaka tapi sebenarnya mengurus dokumentasi masyarakat untuk generasi selanjutnya.
  6. Persamaan. Perpustakaan dan Pustakawan mendukung persmaan akses ke berbagai pemikiran.
  7. Demokrasi. Perpustakaan yang baik menyediakan informasi dan memberdayakan pemilih dalam demokrasi.
  8. Layanan. Ini merupakan DNA kepustakawanan, yang mendasari kita untuk menggabungkan pengetahuan, empati dan dedikasi dalam konteks pemberian layanan di dunia yang serba materilistis ini.
David Lankes menekankan perlunya membuat sistem perpustakaan yang lebih partisipatoris. Pustakawan harus aktif dalam berhubungan dengan masyarakat dan merangsang tumbuhnya nilai partisipasi dalam komunitas. Jadi tidak sekedar menyediakan sistem dan layanan untuk komunitas.

2. Lingkungan Perpustakaan Dewasa ini 

Dewasa ini perpustakaan harus bersaing dengan institusi lain seperti lembaga kesehatan dalam hal penganggaran. Ada pihak-pihak yang mempertanyakan perlunya keberadaan perpustakaan. Perpustakaan umum, misalnya, kadang dianggap kurang penting dibanding lembaga kesehatan dan keamanan sehingga penganggarannya dikalahkan oleh anggaran kesehatan, pemadam kebakaran atau kepolisian.

Di Perguruan Tinggi, dimana seringkali disebut "perpustakaan adalah jantungnya universitas", perpustakaan dianggap kurang penting karena tidak berhubungan langsung dengan peningkatan jumlah pendaftaran mahasiswa dan kualitas hasil belajar.

 Di sekolah, perpustakaan kurang mendapat perhatian dan sudah pasti kurang anggaran.

3. Apa itu advokasi  

Kita (Pustakawan) mungkin sering menyampaikan betapa pentingnya perpustakaan melalui berbagai media. Tapi sebenarnya hal itu tidak dapat menjamin masa depan perpustakaan. Itu hanya salah satu bentuk promosi. Atau kita baru "kerepotan" saat perpustakaan dalam posisi terancam, entah itu akan ditutup atau dikurangi anggarannnya secara drastis.. Kita kemudian mengadakan kampanye "Selamatkan Perpustakaan". Padahal itu sudah terlambat. Pembahasan sudah selesai dan keputusan sudah diambil. Oleh karena itu, kita perlu memahami perbedaan anatar mempromosikan keberadaan perpustakaan dan beradvokasi.
  • Promosi adalah menyempaikan "Kami adalah demikian dan demikian, ini yang kami lakukan, ini cara bagaimana dan kapan mendapatkannya dan bahwa kami itu hebat". Contohnya informasi jam buka perpustakaan pada pembatas buku, brosur atau website.
  • Pemasaran diawali dengan pertanyaan seperti "apa yang anda butuhkan dan inginkan serta bagaimana kami memahami kebutuhan ini dan bisakah kami memberikannya". Dalam contoh mengenai jam buka perpustakaan adalah dengan mengadakan survey pengguna dan menganalisis penggunaan perpustakaan.
  • Advokasi berkaitan dengan promosi dan pemasaran tapi secar aumum advokasi adalah upaya memepengaruhi dalam suuatu permasalahan. Sebenarnya advokasi bukanlah upaya protes, tapi lebih sebagai upaya untuk secara terus menerus membangun relasi dan meningkatkan pemahaman para pembuat keputusan. Adalah adalah upaya membuat masalah atau keberadaan kita menjadi prioritas untuk dibahas oleh pengambil keputusan. Itulah sebabnya bisa jadi advokasi butuh waktu bertahun-tahun, kadang tidak kelihatan hasilnya atau malah jadi cemoohan orang. Contohnya advokasi mengenai persamaan hak wanita dalam pendidikan.

Dalam kepustakawanan, kita beradvokasi untuk anggaran, kebijakan atau hubungan. Biasanya kita memposisikan perpustakaan sebagai aset dalam masyarakat atau institusi penaungnya, kita sampaikan pada pembuat keputusan apa yang kita lakukan adalah prioritas masyarakat.
  • Kepada Pemerintah yang ingin meningkatkan ekonomi berbasis pengetahuan, kita advokasikan bahwa perpustakaan mendukung pembelajaran dab memfasilitasi pembentukan pengetahuan dan kreativiatas yang penting dalam perekenomian.
  • Kepada Perguruan Tinggi yang ingin memeprtahankan staf pengajar yang berkualitas tinggi kita sampaikan bahwa koleksi dan layanan perpustakaan merupakan alat untuk mencapai tujuan tersebut
  • Kepada Rumah Sakit yang ingin meningkatkan kualitas layanan dan perawatan, kita dapat meyakinkan bahwa diperlukan adanya Pustakawan Medis yang dapat membatu para dokter dalam diagnosis. 
Lobby merupakan bentuk khusus advokasi yang berkenaan dengan mempengaruhi pandangan dan keputusan legislator dan mereka yang berpengaruh.

No comments:

Post a Comment