Pages

Tuesday, May 10, 2016

Perpustakaan Digital: Sejarah, kondisi dan masa depannya

Tulisan ini merupakan terjemahan bebas dari tulisan Howard Besser berjudul "The past, present and future of digital Libraries".


========================================================================
Peran Penting Perpustakaan dalam Rumpun Ilmu Humaniora

Sejak dulu perpustakaan sangat penting dalam Ilmu Humaniora. Perpustakaan menyediakan akses untuk karya asli, pembahasan dan ulasan yang membantu kontekstulisasi karya tersebut. Perpustakaan digital tampaknya sama pentingnya dengan perpustakaan tradisional. Perpuatakaan digital bukan hanya menyajikan sumber karya asli, kontekstualisasi dan pembahasan tapi juga menyajikan serangkaian sumber dan layanan tambahan.

Perpustakaan mengumpulkan duplikat sumber berkualitas tinggi dari berbagai repositori sehingga tampak seperti berasal dari satu repositori bagi pengguna. Peneliti dapat meneliti duplikat koleksi langka yang berada di berbagai institusi tanpa harus mengunjungi satu per satu institusi tersebut. Peneliti yang melakukan analisis leksikal dapat menghitung frekuensi kata atau frasa bukan hanya pada satu karya saja tapi pada keseluruhan karya. Perpustakaan digital memungkinkan pengelola repositori untuk menyajikan banyak interpretasi secara berasamaan dari sebuah karya, pengarang atau ide. Perpustakaan digital bukan hanya memungkin orang melakukan hal sama yangtelah dilakukan sebelumnya secara lebih cepat dan lebih baik, tapi juga membuka kemungkinan ilmuwan di bidang humaniora melakukan berbagai hal baru yang belum terpikirkan.


Apakah Perpustakaan itu?

Perpustakaan bukan sekedar koleksi, melainkan terdiri dari berbagai unsur (termasuk layanan terhadap pemustaka, penatalayanan koleksi, keberlanjutan dan kemampuan untuk menemukan bahan pustaka di luar koleksinya) dan menjunjung tradisi etis ( termasuk kebebasan berpendapat, privasi dan persamaan akses).  Dalam dekade terakhir ini, perubahan teknologi dan pengurangan anggaran menyebabkan terjadinya perubahan di perpustakaan. Hal ini menimbulkan banyak perdebatan tentang peran perpustakaan di masa lalu dan masa yang akan datang dan spekulasi apakah perpustakaan punya masa depan. Christin Borgman berpendapat bahwa perpustakaan konvensional tidak akan hilang hanya karena adanya koleksi digital. Menurutnya peran perpustakaan adalah "memilih, mengumpulkan, mengorganisasi, memelihara dan menyediakan akses informasi dalam berbagai media, ke berbagai komunitas pengguna". Besser menambahkan, ada 4 karakteristik utama perpustakaan umum, yaitu sebagai fasilitas fisik, sebagai pusat pengembangan pendidikan, memiliki misi untuk melayani mereka yang kurang mendapat pelayanan dan sebagai penjamin akses informasi publik.

Hampir semua perpustakaan konvensional memiliki unsur layanan yang kuat, khususnya layanan kepada masyarakat. Publik secara umum menganggap pustakawan sebagai orang yang sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Perpustakaan umumnya memberikan layanannya kepada berbagai pengguna. Mereka sangat mahir dalam mendayagunakan koleksi yang sama untuk melayani kelompok pengguna yang berbeda.

Perpustakaan juga miliki unsur penatalayanan terhadap koleksinya. Hal ini dapat berupa pengawasan terhadap sirkulasi dan penataan buku di rak hingga upaya preservasi terhadap koleksinya. Bagi perpustakaan riset, preservasi menjadi tanggungjawab utama, sementara bagi perpustakaan sekolah, perpustakaan umum, dan perpustakaan khusus, ada tanggung jawab untuk memelihara koleksi inti lokal selama mungkin.

Perpustakaan merupakan organisasi yang berlangsung lama. Meskipun kadang-kadang perpustakaan ada yang tutup, tapi secara umum perpustakaan merupakan entitas sosial yang cukup stabil. Meski ada perubahan, masyarakat tetap bergantung pada layanan perpustakaan.

Unsur lain dari perpustakaan adalah layanan penyajian informasi yang berada di luar koleksi perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan menganggap dirinya sebagai bagian dari jaringan kerjasama antar perpustakaan sedunia yang bekerjasama dalam menyajikan informasi bagi individu. Alat seperti union catalog dan layanan pinjaman antar perpustakaan telah menjadi semacam jaringan interoperabilitas perpustakaan yang digunakan untuk mencari dan menyajikan bahan pustaka jauh sebelum ada internet.

Perpustakaan juga memiliki tradisi etis yang kuat. Hal ini meliputi perlindungan terhadap privasi pembaca, akses informasi yang sama, keaneka ragam informasi, dan layanan untuk pihak yang kurang beruntung. Untuk mendukung nilai etis ini, Pustakawan juga berfungsi sebagai penjaga informasi. Perpustakaan di Amerika bahkan merancang sistem sirkulasi agar hanya menghasilkan statistik kumpulan peminjaman, bukan data peminjaman individu yang dapat digali untuk mengetahui apa yang telah dipinjam oleh seseorang.

Perpustakaan sangat menjunjung tinggi asas persamaan akses informasi. Pustakawan berusaha untuk menyajikan informasi kepada mereka yang tidak mampu membeli informasi di pasar bebas. American Library Association (ALA) bahkan pernah menuntut Undang-Undang Kesopanan Komunikasi (Decency Communication Act) karena melarang pemustaka mengakses informasi yang dapat mereka akses di luar perpustakaan. Pustakawan juga lah yang berdiri di garda depan dalam perjuangan melawan privatisasi informasi pemerintah AS dengan alasan bahwa hal tersebut dapat membatasi akses informasi bagi mereka yang tidak mampu.

Pustakawan juga berusaha untuk menyajikan keanekaragam informasi. Perpustakaan mengumpulkan informasi dari berbagai perspektif yang berbeda. Bahkan ada perpustakaan yang menonjolkan keberagaman koleksi dalam kebijakan pengembangan koleksinya.

Dengan semakin banyaknya informasi dalam bentuk digital, ada kesalahan persepsi yang menganggap bahwa kumpulan bahan pustaka yang tersaji secara online dapat disebut sebagai perpustakaan digital. Perpustakaan, baik yang digital maupun yang konvensional, bukanlah sekedar kumpulan bahan pustaka, melainkan lembaga yang memberikan layanan dan memiliki tradisi etis yang merupakan bagian penting dari komunitas yang dilayaninya.


Sejarah Singkat Perpustakaan Digital

Pengukuan pertama akan pentingnya perpustakaan digital diwujudkan dalam bentuk penggelontoran dana sebesar 24.4 milyar dolar untuk 6 universitas pada tahun 1994 untuk mengembangkan perpustakaan digital. Inisiatif ini merupakan proyek bersama NSF, ARPA dan NASA di perpustakaan Carnegie Mellon University, Univetristy of California-Barkeley, Univerisity of Michigan, University of Illinois, University of California-Santa Barbara dan Stanford University.

Projek berbiaya besar ini merupakan eksperimen ilmu komputer, terutama di bidang arsitektur dan temu-kembali informasi. Meskipun projek ini bereksperimen dengan koleksi digital, tapi jauh dari konsep perpustakaan.Tidak ada layanan koleksi, pengkatalogan, tidak ada pengguna dan tidak ada tradisi etis. Tahap ini disebut tahap eksperimental.

Pada akhir tahun 1998, Pemerintah Federal AS, kembali mengucurkan dana besar untuk membiayai projek-projek yang berkaitan dengan unsur layanan perpustakaan tradisional seperti pengkatalogan, keberlangsungan, dan hubungan dengan komunitas pengguna. Pada masa itu juga, pengelola perpustakaan konvensional mulai membangun koleksi digital.

Dengan semakin besarnya keterlibatan ilmuwan sosial dan pustakawan dalam projek digital ini, uppaya mulai beralih dari keperimen di bidang ilmu komputer ke projek yang bersifat lebih operasional. Tahap ini disebut "perkembangan" perpustakaan digital. Pada akhir tahun 1990-an, projek mulai mengarah pada unsur perpustakaan tradisoonal seperti penatalayanan koleksi dan interoperabilitas antar koleksi, meskipun upaya ini masih belum masuk tahap operasional.

Untuk masuk ke tahap "matang", perpustakaan digital perlu lebih banyak memasukkan unsur perpustakaan konvensional seperti keberlanjutan dan interoperabilitas dalam dunia digital. Para pengembang juga perlu mulai memikirkan untuk memasukkan unsur etis perpustakaan seperti kebebasan berpendapat, privasi dan persamaan akses.

Perkembangan perpustakaan digital dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tahap
Tahun
Sponsor
Kegiatan
I
Eksperimental
1994
NSF/ARPA/NASA
Eksperimen pada materi koleksi digital
II
Pengembangan
1998/99
NSF/ARPA/NASA, DLF/CLIR
Mulai mempertimbangkan pengkatalogan, keberlanjutan, komunitas pengguna
III
Matang
?
Didanai melalui saluran normal?
Perpustakaan digital yang berlanjut dan memiliki interoperabilitas


Bersambung ke Part 2




No comments:

Post a Comment