Pages

Thursday, December 6, 2012

Kualitas Buku

Sudah lama buku-buku ini menumpuk di perpustakaan. Ini adalah sebagian dari buku-buku kiriman dari Dinas Pendidikan yang berjumlah sekitar 11 box. Sebagian besar sudah diproses dan berpindah ke rak. Sebagian kecil lainnya sudah disumbangkan ke perpustakaan lain karena isinya yang kurang sesuai. 

Muncul kecurigaan bahwa penulisan buku ini adalah proyek 'crash program' dari Pemerintah dalam hal pengadaan buku untuk sekolah. karena melihat fakta-fakta sebagai berikut:
  • sebagian besar penerbit buku-buku ini bukanlah penerbit yang sudah terkenal dalam penerbitan buku
  • sebagian besar penulisnya menulis banyak judul buku dengan tema yang beragam pula
  • beberapa tema ditulis oleh dalam lebih dari satu buku dengan penulis dan penerbit yang berbeda namun judul dan isinya hampir sama
  • memang ada buku yang ditulis oleh yang ahli dibidangnya, tapi hanya sedikit saja
  • penulis yang, maaf saja, bukan ahli dibidangnya ini memang melengkapi buku yang ditulisnya dengan daftar pustaka, tapi bahan pustaka yang tercantum hampir semua berasal dari internet. Sudah bisa diduga, cara penulisannya pun tidak selalu mengikuti kaidah yang benar
Itu baru penilaian sekilas. Iseng-iseng saya coba meneliti lebih jauh lagi. Ada satu seri buku yaitu Seri Ensiklopedia IPTEK yang terdiri dari 4 judul yang berbeda yang ditulis oleh orang yang berbeda pula (yang termasuk dalam jajaran 'bukan ahli'nya itu). Ini buku bilingual. Jadi sebenarnya isi buku itu hanya setengah dari tebal bukunya yang lebih dari 100 halaman dengan ukuran 21 x 28.5 cm.

Pertama saya lihat bahasa Inggrisnya. Kelihatan sekali bahwa bahasa Inggrisnya merupakan hasil Google translate. Itu pun masih menyisakan bahasa Indonesia yang terselip dalam bahasa Inggris yang cukup 'hancur'. Misalnya:
"In 1913, experts called Danish fisika Neils Bohr atom Rutherford failed to improve the percobaannya of hydrogen atom spectrum."
(Contoh diambil dari judul Ensiklopedia IPTEK: Kimia dan unsur. Terbitan Multazam Mulia Utama. Penulis :Andari  Saptika, 2010. halaman 21)

Saya coba ketik satu kalimat dari buku tersebut dalam kotak di mesin pencari Google. Ternyata sumbernya ada di wikipedia. Saya kira hanya kalimat awalnya saja yang mengambil langsung dari artikel di wikipedia, tapi tenyata seluruhnya memang di-copy paste langsung dari laman tersebut. Di-copy plek begitu aja semuanya. Yang sedikit berbeda hanya pemotongan paragrafnya saja.

Ini jelas-jelas menganggu buat saya yang cukup lama belajar mengenai Literasi informasi dan mencoba mengajarkannya kepada atau sekedar mensosialisasikan kepada orang lain. Orang disebut "melek informasi" aatau information literate jika dia tahu kapan dia memerlukan informasi, dimana mendapatkannya dan bagaimana menggunakannya. Ada etika yang harus diperhatikan agar tidak masuk dalam kategori plagiat. 

Buku ini jelas-jelas masuk kategori plagiarisme. Apalagi ini adalah buku yang disebarkan luaskan secara komersial (diperjualbelikan), bukan hanya untuk kalangan terbatas saja. Bagaimana saya mau menekankan agar murid2 (dan guru juga) tidak mengcopy paste dalam menuliskan karya ilmiahnya, jika kenyataannya buku-buku yang beredar juga merupakan hasil copy paste?

Ah, saya seperti pahlawan kepagian ya yang teriak2 mengenai masalah plagiarisme sementara orang-2 masih belum terbagun kesadarannya akan hal ini...

No comments:

Post a Comment