Flipped classroom atau pembelajaran terbalik, adalah model pembelajaran dimana murid memplejaran materi baru dengan membaca, atau menyaksikan video pembelajaran secara mandiri (di rumah) dan kemudian di kelas pelajaran itu dibahas atau didiskusikan kembali. Di sebut terbalik, karena biasanya pembelajaran konvensional dimulai dengan guru menyampaikan materi pelajaran baru di kelas (biasanya dengan cara ceramah) lalu memberi tugas atau PR.
Umumnya Flipped Classroom menggunakan sumber dari pihak ketiga, yang banyak tersedia di internet. Seperti di Khan Academy, Youtube atau Teachertube. Tapi jika tidak dapat menemukan materi pelajaran yang tepat atau bahasa (Inggris) masih menjadi kendala, maka guru dapat membuat sendiri video pembelajaran atau e-book dan kemudiannya meng-uploadnya di internet atau situs e-learning sekolahnya.
Infografik berikut ini bisa menjelaskan apa dan bagaimana Flipped Classroom itu

Created by Knewton and Column Five Media
Untuk mempelajari lebih jauh lagi tentang Flipped Classroom, silahkan simak beberapa artikel berikut;
- Mari beralih ke flipped classrom
- Kenapa harus Flipped Classroom
- Memilah milih flipped classroom tool
Menurut Jon Bergman, sebelum menerapkan Flipped Learning ada 10 pertanyaan yang harus kita jawab, yaitu:
1. Apa yang akan dibalik? Apakah sebuah sebuah materi, bab, atau mata pelajaran?
2. Dari mana sumber videonya? Membuat sendiri, mengambil dari sumber lain atau kombinasi keduanya?
3. Jika akan membuat video sendiri, software apa yang akan digunakan? Berikut ini pilihan software yang bisa digunakan:
Untuk PC :
- Screen-Cast-O-Matic : Berbasis web, gratis
- Jing : Dapat diunduh, gratis
- Educreations : Berbasis web, gratis
- Adobe Presenter: Berbayar, tergantung platform
- Snagit : US$ 50 untuk mengunduhnya, free-trial 15 hari
- Cantasia Studio : berbayar, tergantung platform
- Screen Flow : US$ 50, hanya untuk Mac
- ScreenChomp : Gratis
- Educreations : Gratis
- Show Me : Gratis
- Explain Everything : US$ 3
- Doceri : gratis (sudah termasuk dalam pembelian iPad)
4. Setelah video didapat atau dibuat, dimana akan ditempatkan? Yang terbaik adalah dalam LMS (Learning Management System) atau e-Learning system yang ada di sekolah. Bisa juga diunggah situs vendor penyedia LMS seperti Moodle, Schoology, Haiku Learning, Edmodo dll. Atau dapat juga diunggal ke situs penyedia video seperti YouTube, SchoolTube, Screencast.com atau cloud drive seperti DropBox atau Google Drive.
5. Bagaimana cara mengecek apakah siswa menonton atau mengakses video pembalajaran tersebut? apakah perlu dicek?
6. Bagaimana cara menyampaikan pada siswa tentang cara mengakses video?
7. Bagaimana kita mengajar siswa cara memahami video tersebut? Menonton video pembelajaran tentu berbeda dengan menonton video film.
8. Bagaimana memberi pemahaman kepada siswa bahwa model pembelajaran seperti ini akan merubah cara belajar di sekolah?
9. Bagimana memberi pemahaman kepada orangtua bahwa model pembelajaran seperti ini akan memberikan pengalaman belajar yang berbeda?
10. Bagimana pengaturan waktu di kelas? Mungkin dengan cara pembelajaran seperti ini akan lebih sedikit waktu yang digunakan di kelas? Hal ini akan tergantung pada tingkatan kelas yang diajar dan falsafah pribadi mengenai pendidikan secara umum.
Sumber : Jon Begerman